Kisah Shafiyah Istri Nabi, Cerita Islami Menyentuh Qolbu

TABIRDAKWAH - Ada beberapa ummul mukminin yang jarang dikenal oleh umat Islam sekarang, padahal mengenal mereka para ummul mukminin sangat penting karena dapat menambah wawasan kita tentang Islam agar lebih bijak dalam menghadapai persoalan di sekitar kita, seperti yang akan kita sajikan suatu kisah Islami tentang Istri nabi Muhammad Saw yang bernama Shafiyah putri dari Huyai yang jarang orang mengetahuinya

Kisah Shafiyah ini sangat unik dan berbeda dengan kisah Istri-istri nabi yang lainnya, karena sayidah Shafiyah ( Shofiyah / Safiyah ) merupakan wanita dari yahudi, sedangkan kenanyakn orangnyahudi sendiri sangat membenci agama Islam

Bagaimana kisah lengkapnya? mari kita simak bersama sama cerita Kisah Shafiyah Istri Nabi dibawah ini, yang kita dapatkan dari sumner rujukan terpercaya

Kisah Shafiyah putri Huyai bin Akhtab


Shafiyah atau Sofia binti Huyay Berasal dari masyarakat yahudi Bani Nadzir. Ayahnya, Huyai bin Akhtab
adalah kepala suku bani Nadzir. Satu suku yahudi, keturunan Nabi Harun
‘alaihis salam. Ibunya bernama Barrah bin Samuel. Saudara dari
sahabat, Rifaah bin Samuel. Sebelum masuk islam, Shafiyah menikah dengan
Salam bin Masykam, seorang ahli berkuda dan pandai bersyair. Setelah
berpisah dengan Salam, Shafiyah menikah dengan Kinanah bin Abil Haqiq.

Bani Nadzir tinggal di daerah Khaibar. Kala itu, Khaibar terkenal sebagai kota yang sangat besar, memiliki banyak benteng dan kebun kurma yang sangat
luas. Letaknya sekitar 120 km ke utara kota Madinah. Ketika perang
Khandaq, penduduk khaibar termasuk salah satu suku yang membantu pasukan
bersama kaum musyrikin untuk menyerang Madinah. Mereka juga yang
memanas-manasi bani Quraidzah untuk berkhianat kepada kaum muslimin.
Masyarakat Khaibar juga sering membantu orang manafik Madinah untuk
melancarkan makarnya.

Dengan adanya perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam mendapatkan titik aman untuk semakin meluaskan Agama Islam. Salah satu
sasaran beliau adalah Khaibar. Satu daerah sangat strategis yang bisa
menguatkan perkembangan Islam, sekaligus mengancam entitas Madinah. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat berharap, agar Khaibar bisa masuk
kawasan Kekuasaan Islam. Tentang Khaibar, sejatinya telah Allah sebutkan dalam
Al-Quran,

وَعَدَكُمُ اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً تَأْخُذُونَهَا فَعَجَّلَ لَكُمْ هَذِهِ

“Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat
kamu ambil, Maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu..” (QS.
Al-Fath: 20)

Mujahid menjelaskan, harta rampasan yang banyak, yang Allah janjikan
adalah Khaibar. (Tafsir Ibn Katsir, 7341).

Singkat cerita kisah Safiyah ini, kaum muslimin berhasil menaklukkan bani Nadzir, dan pada
peristiwa itu Kinanah, suami Shafiyah terbunuh karena melanggar
kesepakatan. Kaum muslimin pulang dengan membawa banyak rampasan perang
dan tawanan, termasuk Shofiyah. Setelah semua tawanan dikumpulkan,
datanglah Dihyah Al-Kalbi, ‘Ya Rasulullah, berikan aku seorang budak.’
‘Silahkan pilih budak.’ Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketika itu, Dihyah mengambil Shafiyah untuk menjadi budaknya.

Tiba-tiba datang seorang sahabat melapor, ‘Ya Rasulullah, anda memberi
Dihyah seorang budak, Shafiyah binti Huyai, wanita mulia dari Quraidzah
dan bani Nadhir, wanita yang hanya layak menjadi milik anda.’ ‘Bawa dia
kemari!’ pinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah
melihatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta Dihyah
untuk mengambil budak lainnya.

Suami Sofia yang terdahulu menjadi musuh Islam yang berbahaya, ketika Rasulullah SAW menikahi Shafiyah, banyak yang menyayangkan. Akan tetapi Shafiyah lebih mengikuti Rasulullah dari pada suaminya yang terdahulu. Rasulullah menjulukinya dengan anak paman (Keturunan Nabi Yunus) dan apa yang diperbuat oleh suami Shafiyah yang terdahulu, Shafiyah tidak tahu menahu. 

Shafiyah binti Huyay menikah dengan Rasulullah ketika berumur 17 tahun dan menjadi istri ke - 11 Rasulullah SAW

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menawarkan antara memilih
Untuk memeluk agama Islam, ataukah tetap dalam agama Yahudi. Safiyah pun memilih untuk memeluk agama Islam dan
menjadi istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah Khaibar
ditaklukkan pada tahun 7 H. Yang istimewa, walimah pernikahan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Shafiyah dilaksanakan di
perjalanan pulang 12 mil dari Khaibar menuju Madinah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sebagai wanita
Shadiqah, wanita yang jujur imannya. (Al-Ishabah Ibn Hajar, 7741).
Beliau meninggal tahun 50 H dan dimakamkan di Baqi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel